10 Tips Merawat Printer
dari blog tetangga By Eddy
Seperti hal-nya PC, printer pun perlu perawatan yang baik. Beberapa tip berikut ini mungkin berguna untuk memperpanjang usia printer anda.
1. Jangan Biarkan Printer Mati dalam waktu lama
Ada baiknya printer tidak dibiarkan mati / nganggur lebih dari 2 hari. Paling tidak gunakan untuk mencetak 2-3 lembar per dua hari dan jangan hanya warna hitam saja, tapi cobalah juga warna lainnya. Maksudnya adalah agar head tetap bekerja dengan baik dan tinta tidak kering & menggumpal yang akan mengakibatkan aliran tinta macet.
2. Jangan biarkan Cartridge Kosong.
Apabila anda menggunakan tinta isi ulang, maka isi segera Cartridge yang mulai kosong.
3. Jangan sentuh pin CMOS
Ketika melakukan pengisian ulang, pin CMOS jangan sampai tersenituh, karena pin CMOS sangat mungkin rusak akibat listrik statis dari tubuh kita.
4. Jangan ganti merk Tinta.
Sebaiknya tetap menggunakan merk tinta isi ulang yang sama ketika mengisi ulang. Namun apabila tidak memungkinkan, pastikan bahwa tinta pada cartridge sudah benar-benar habis. Apabila terjadi percampuran dikhawatirkan tejadi penggumpalan yang akan mengakibatkan cartridge tersumbat.
5. Jangan mencetak pada kertas kotor dan lecek
Mencetak sebaiknya menggunakan kertas yang bersih. Kertas yang berdebu dan lecek bisa mengakibatkan debu menempel pada head printer yang akan menyumbat aliran tinta.
6. Bersihkan Printer
Ketika hendak membersihkan printer gunakan kuas atau kain. Pada baian – bagian yang sempit gunakan kuas kecil dan pastikan printer dalam keadaan mati dengan kabel tercabut dari listrik.
7. Matikan Printer dengan benar
Pastikan anda telah menekan tombol off sebelum mencabut kabel power yang terhubung ke listrik. Apabila anda sering langsung mencabut kabel power tanpa mematikan tombol off pada printer dikhawatirkan akan mengakibatkan error pada BIOS printer. Lebih parah lagi apabila BIOS tersebut rusak secara fisik. Akibat lainnya adalah kemungkinan head printer belum pada posisi yang seharusnya, dan karena listrik langsung mati tiba-tiba maka head printer akan terhenti pada posisi yang tidak semestinya, sehingga akan mengakibatkan tinta mengendap dan mengering pada head printer.
8. Menutup printer
Apabila ingin menutup printer, gunakan kain saja, jangan menggunakan penutup yang benar-benar rapat. Udara lembab dapat mempercepat kerusakan pada printer.
9. Jangan langsung matikan printer setelah mencetak
Kebanyakan printer masa kini, memiliki bacaan jumlah mencetak. Apabila kita sering mematikan printer dalam satu hari, misalkan dalam satu harian kita mematikan dan menyalakan printer sampai 10 – 20 kali, kemungkinan anda akan diminta untuk melakukan reset pada penghitungan BIOS printer.
10. Jika tidak terpaksa, jangan cetak gambar yang sangat pekat
Gambar yang pekat, seperti tulisan ukuran besar atau gambar dengan warna hitam pekat, jika dilakukan sering-sering akan memperpendek usia head printer.
Itulah 10 tips merawat printer agar awet. Sebenarnya hal tersebut diatas tidaklah terlalu merepotkan dan mungkin sepele saja, namun apabila anda melakukan ke 10 tips tersebut dengan benar, maka dijamin printer akan tahan lama.
Selamat Mencoba!!!
Apabila anda sedang mencari printer, silahkan lihat daftar printer yang tersedia beserta harganya hanya disini: Printer
TIPS TRIK KOMPUTER
Total Pageviews
Thursday, December 29, 2011
Tuesday, December 27, 2011
Thursday, December 22, 2011
Berdoa Di Waktu-Waktu Mustajab
Oleh: Yulian Purnama
Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dengan
makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia,
ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati.
Sedangkan Allah Ta’ala mencintai
hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
“Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan
manusia ketika diminta ia marah”
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena
cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang
berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah haditsqudsi:
“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku
mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia
berkata: ‘Hadits hasan shahih’)
Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa
membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang
baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya di
kertas, entah berapa lembar akan terpakai.
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang
enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba
yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ
الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah
kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan
diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha
Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara
langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan.
Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…
Berdoa Di Waktu Yang Tepat
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar
doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah
dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa
ketika waktu-waktu tersebutdikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1. Ketika sahur atau
sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai
hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman
tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
“Ketika
waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan”
(QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah
waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu
Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa
hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
ينزل
ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول :
من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir
pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku
kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang
meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai
membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana
manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang
penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia,
karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam diberi
julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh
Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah
waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan,
bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan
dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu
tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan,
karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu
diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة
عند لقاء ربه
“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika
berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa
orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam:
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa
ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang
terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405,
dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon
apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu
diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa,
yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka
puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن
شاء الله
/Dzahabaz zhamaa-u
wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah
hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357,
Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan
lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك
افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di
kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti
ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa
dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi
dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang
mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان
رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل
مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka
membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu
fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim”. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar
Rabbaniyyah (4/341): “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga
di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al
Jami’ (4350).
Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.
3. Ketika malam lailatul
qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini
lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ
شَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk
memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت
يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك
عفو كريم تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa
yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau
bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat
pemaaf, maka ampunilah aku‘”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata:
“Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan
yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallammengajarkan lafadz doa.
Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa,
terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika adzan
berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama,
saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء
عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika
kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan
Shahih”)
5. Di antara adzan dan
iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu
yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia
berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan
dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras,
misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut
dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal
RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka
janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara
dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332,
Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an
dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di
anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal
ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang
ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika sedang sujud
dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia
sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika sebelum salam
pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh
Allah? Beliau bersabda: “Di akhir malam dan di akhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul
Ma’ad (1/305)
menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan
tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallamdan para sahabat
merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih
masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa
setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ
فَاذْكُرُوا اللَّهَ
“Jika
engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman
‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk
berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa
Ibnu Utsaimin,
15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum
muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang
sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu
mustajab yang disyariatkan yaitu
diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد
مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده
يقللها
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang
hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika
seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu
beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935,
Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan
hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud.
Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam
naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at
selesai” (HR. Muslim, 853 dari
sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi,
Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar
sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم
الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز
وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim
meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu
itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani
di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para
ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar,
namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi
Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat
ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan
oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu
‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua
waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak
doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini
dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh
karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan
turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan
waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala :
“Doa tidak tertolak pada 2
waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534,
dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur
dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan
kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari
Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في
مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم
الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
“Nabi shallallahu ‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al
Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya
dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah
beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya
kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya
doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين
الظهر والعصر
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur
dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603,
Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al
Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf
di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan
memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang
tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi,
3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi)
12. Ketika Perang
Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad
di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika
perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits
yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء
عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika
kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan
Shahih”)
13. Ketika Meminum Air
Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah,
2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni
Majah, 2502)
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk
berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal
ibadah kita. Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin. [Yulian Purnama]
Subscribe to:
Posts (Atom)